HAKEKAT TUJUAN
PENDIDIKAN ISLAM
D
I
S
U
S
U
N
Oleh :
KELOMPOK 4
Reza Juanda (211020418)
FAKULTAS TARBIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI AR-RANIRY
BANDA ACEH
2012
KATA
PENGANTAR
Alhamdulillah
segala puji bagi Allah yang telah
menciptakan langit dan bumi beserta isi keduanya. Dialah yang telah menganugrahkan Al-qur’an sebagai
Hudan lin naas dan rahmatan lil
‘alamin. Yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami
berhasil menyelesaikan Tugas ini yang
alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “HAKIKAT DAN TUJUAN
PENDIDIKAN ”. Ilmu Firsafat pendidikan merupakan suatu
ilmu tentang metode yang sangat berguna
bagi pekrembangan pendidikan indonesia.
Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad
SAW. Utusan dan manusia pilihan-Nya. Sebagai perintis ilmu bagi kita umat manusia.
Dan sebagai penyempurna akhlak bagi seluruh umat.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang
bersifat membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan tugas ini.
Akhir kata, saya ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing
dan semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan tugas ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala
usaha kita. Amin.
Wassalam....
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR .................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................ ii
BAB
I : PENDAHULUAN …………………………………………... 1
BAB
I :
PEMBAHASAN ……………………………………………..
4
A.
Pengertian
pendidikan secara Terminologis, Epistemologis,
dan Ontologis
......................................................................... 4
B.
Asas, peranan dan Fungsi
Pendidikan .................................... 8
C.
Karakteristik Pendidikan …………………………….…....... 11
D.
Macam- macam dan
tujuan pendidikan ……....…................ 12
BAB II : KESIMPULAN .................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................... 17
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Tujuan pendidikan
merupakan sesuatu yang sentral dalam pendidikan. Sebab tanpa perumusan yang
jelas tentang tujuan pendidikan, perbuatan menjadi tanpa arah, bahkan salah
langkah dan tidak sesuai dengan harapan. Demikian juga dengan pendidikan Islam
yang berusaha untuk membentuk pribadi manusia melalui proses yang panjang
dengan suatu tujuan pendidikan yang jelas dan direncanakan.
Namun, tidak semua tujuan
yang telah direncanakan tersebut berjalan mulus tanpa sandungan sedikitpun.
Permasalahan seringkali muncul yang berkaitan dengan tujuan pendidikan Islam,
yaitu ketika output pendidikan yang dihasilkan tidak sesuai dengan tujuan
tersebut. Berdasarkan masalah tersebut di atas, telah ditemukan kasus-kasus seperti
korupsi, terorisme, pelecehan seksual, kekerasan dalam rumah tangga yang
dilakukan oleh seorang yang telah mengenyam sebuah pendidikan Islam. Kejadian ini dapat
diidentifikasi sebagai kurangnya pemahaman tentang hakekat tujuan
pendidikan Islam dalam pribadi orang tersebut.
Dari contoh kejadian kasus
di atas, dapat diambil suatu pertanyaan, “Bagaimanakah sebetulnya hakekat
tujuan pendidikan Islam itu?” Realitas ini sangat penting untuk dibahas dalam makalah
ini.
Untuk itu pembahasan
makalah ini diangkat untuk mengungkap masalah-masalah tersebut. Berdasarkan
keterangan-keterangan, telah ditemukan pernyataan para ulama maupun pakar dalam
menjelaskan hakekat tujuan Pendidikan Islam dan hal-hal yang terkait dengannya.
Selanjutnya, berangkat
dari latar belakang masalah tersebut di atas, maka penulisan makalah ini kami
beri judul “Hakekat Tujuan Pendidikan Islam”.
B.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang kami
angkat dalam makalah ini adalah :
1. Apa pengertian tujuan pendidikan Islam
secara terminologis, epistemologis dan ontologis ?
2. Apa
saja asas, peranan dan fungsi tujuan Pendidikan Islam ?
3. Apa
saja karakteristik Pendidikan Islam ?
4. Apa
saja macam-macam tujuan Pendidikan Islam ?
5. Apa
saja contoh permasalahan yang terkait dengan tujuan pendidikan Islam ?
C. Tujuan
Penulisan
Adapun tujuan
penulisan dalam makalah ini adalah agar kita dapat menjelaskan/ mendeskripsikan
:
1. Pengertian tujuan pendidikan Islam secara
terminologis, epistemologis dan ontologis
2. Asas, peranan dan fungsi tujuan Pendidikan Islam
3. Karakteristik Pendidikan Islam
4. Macam-macam tujuan Pendidikan Islam
5. Contoh permasalahan yang terkait dengan tujuan
pendidikan Islam
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian secara
Terminologis, Epistemologis, dan Ontologis
Secara Terminologis, Tujuan adalah arah,
haluan, jurusan, maksud. Atau tujuan adalah sasaran yang akan dicapai
oleh seseorang atau sekelompok orang yang melakukan sesuatu kegiatan. Atau
menurut Zakiah Darajat, tujuan adalah sesuatu yang diharapkan tercapai setelah
suatu usaha atau kegiatan selesai.[1] Karena
itu tujuan pendidikan Islam adalah sasaran yang akan dicapai oleh seseorang
atau sekelompok orang yang melaksanakan pendidikan Islam.[2]
Secara Epistemologis, Merumuskan
tujuan pendidikan merupakan syarat mutlak dalam mendefiniskan pendidikan itu
sendiri yang paling tidak didasarkan atas konsep dasar mengenai manusia, alam,
dan ilmu serta dengan pertimbangan prinsip-prinsip dasarnya. Hujair AH. Sanaky
menyebut istilah tujuan pendidikan Islam dengan visi dan misi pendidikan Islam.
Menurutnya, sebenarnya pendidikan Islam telah memiki visi dan misi yang ideal,
yaitu “Rohmatan Lil ‘Alamin”. Munzir Hitami berpendapat bahwa tujuan
pendidikan tidak terlepas dari tujuan hidup manusia, biarpun dipengaruhi oleh
berbagai budaya, pandangan hidup, atau keinginan-keinginan lainnya.[3]
Secara Ontologis : Dalam Islam, hakikat manusia adalah makhluq ciptaan Allah. Sedangkan
menurut tujuan umum pendidikan Islam ialah terwujudnya manusia sebagai hamba
Allah. Jadi menurut Islam, pendidikan haruslah menjadikan seluruh manusia yang
menghambakan kepada Allah. Yang dimaksud menghambakan diri ialah beribadah
kepada Allah. Sebagaimana dalam firman Allah SWT,
Artinya :
”Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia
melainkan supaya mereka menyembah-Ku.” (Q.S. Adz-Dzariyat: 56).
Tujuan akhir pendidikan Islam adalah terciptanya insan
kamil. Menurut Muhaimin bahwa insan kamil adalah manusia yang mempunyai wajah Qur’ani,
tercapainya insan yang memiliki dimensi religious, budaya dan ilmiah. Mencari
hakekat pendidikan adalah menelusuri manusia itu sendiri sebagai bagian
pendidikan. Melihat pendidikan dan prosesnya kepada manusia, sebetulnya
pendidikan itu sendiri adalah sebagai suatu proses kemanusiaan dan pemanusiaan.
Istilah kemanusiaan secara leksikal bermakna sifat-sifat
manusia, berperilaku selayaknya perilaku normal manusia, atau bertindak dalam
logika berpikir sebagai manusia. Pemanusiaan secara leksikal
bermakna proses menjadikan manusia agar memiliki rasa kemanusiaan, menjadi
manusia dewasa, manusia dalam makna seutuhnya. Artinya dia menjadi riil manusia
yang mampu menjalankan tugas pokok dan fungsinya secara penuh sebagai manusia.
Banyak sekali sebetulnya apa yang dikemukakan oleh para ahli muslim, tapi
kesemuanya pada esensinya sama dengan di atas. Selain itu bahwa pendidikan itu
juga untuk menyempurnakan akhlaq manusia. Tugas pokok dan fungsi tersebut
adalah sebagai mandataris Tuhan (Khalifatullah Fi Al-Ardhi). Imam
Al-Gazali (w.1111 M) sebagaimana disimpulkan oleh Fathiyah Hasan
Sulaiman, pada dasarnya mengemukakan dua tujuan pokok pendidikan Islam:
1. Untuk mencapai kesempurnaan manusia dalam mendekatkan diri kepada
Tuhan; dan
2. Sekaligus untuk mencapai kesempurnaan hidup manusia dalam
menjalani hidup dan penghidupannya guna mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan
di akhirat.
Mengutip Sayyid Quth, bahwa sesungguhnya tujuan
pendidikan adalah untuk mewujudkan manusia yang yang baik (Al-Insan
Al-Shalih) yang sudah pasti bersifat universal dan sudah pasti diakui semua
orang dan semua aliran tanpa mempersoalkan di manapun negerinya dan apapun
agamanya. Ghozali melukiskan tujuan pendidikan sesuai dengan pandangan
hidupnya dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, yaitu sesuai dengan
filsafatnya, yakni memberi petunjuk akhlak dan pembersihan jiwa dengan maksud
di balik itu membentuk individu-individu yang tertandai dengan sifat-sifat
utama dan takwa. Dengan ini pula
keutamaan itu akan merata dalam masyarakat.
Menurut Al
Syaibani, tujuan pendidikan Islam adalah :
1. Tujuan
yang berkaitan dengan individu, mencakup perubahan yang berupa pengetahuan,
tingkah laku masyarakat, tingkah laku jasmani dan rohani dan
kemampuan-kemampuan yang harus dimiliki untuk hidup di dunia dan di akhirat.
2. Tujuan
yang berkaitan dengan masyarakat, mencakup tingkah laku masyarakat, tingkah
laku individu dalam masyarakat, perubahan kehidupan masyarakat, memperkaya
pengalaman masyarakat.
3. Tujuan
profesional yang berkaitan dengan pendidikan dan pengajaran sebagai ilmu,
sebagai seni, sebagai profesi, dan sebagai kegiatan masyarakat.
Jadi kesimpulannya, pada hakekatnya tujuan
pendidikan Islam adalah :
1. Membentuk
manusia beraqidah (Tarbiyah ‘Aqidiyah)
2. Membentuk
manusia beraklak mulia (Tarbiyah Khuluqiyah)
3. Membentuk
manusia berfikir (Tarbiyah Fikriyah)
4. Membentuk
manusia sehat dan kuat (Tarbiyah Jismiyah)
5. Membentuk
manusia kreatif, inisiatif, antisipatif, dan responsive (Tarbiyah Amaliyah).[5]
B. Asas, peranan dan Fungsi
1. Asas. Oleh
karena pendidikan Islam bersumberkan kepada Al-Quran dan hadis, maka asas pokok pendidikan Islam berasaskan kepada akidah,
ibadat dan akhlak.
a. Asas Akidah. Pendidikan Islam dibina berasaskan
akidah Islam, yaitu akidah yang menumbuhkan keyakinan kepada wujudnya Allah,
menjelaskan dan menyatakan kepada muslimin tentang Rukun Iman yang menjadi asas
kepada akidah yang benar. Firman Allah yang artinya :
"Kamu (wahai umat Muhammad)
adalah sebaik-baik umat dilahirkan bagi (faedah) umat manusia, (karena)
kamu menyuruh berbuat segala perkara yang baik dan mencegah dari melakukan
kemungkaran serta kamu pula beriman kepada Allah". (QS. Ali Imran : 110)
b. Asas Ibadat. Beribadah kepada
Allah merupakan tujuan utama dalam hidup ini. Menyembah Allah berarti
memusatkan penyembahan kepada Allah semata-mata dengan menjalani dan mengatur
segala aspek kehidupan, lahir dan batin, jasmani dan rohani, baik dalam
kehidupan individu sebagai hamba-Nya maupun dalam hubungan sesama manusia
sebagai anggota masyarakat. Jadi untuk menghasilkan tujuan hidup ini, satu
daripada asas yang ditekankan dalam pendidikan Islam ialah asas ibadat, baik
berupa ibadat khusus ataupun ibadat umum. Firman Allah yang artinya :
"Dan
tidak Aku jadikan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepada Ku." (QS. Adz-Dzariyat:
56)
c. Asas Akhlak. Mohd. Jawad
Ridha (1972) menyatakan, akhlak ialah sifat terpuji yang sepatutnya di
miliki oleh setiap orang. Sebuah masyarakat tidak akan maju sekiranya ia tidak
memiliki akhlak yang terpuji, karena akhlak yang terpuji bermaksud mendidik
manusia ke arah mencapai kemajuan dalam kehidupan. Dalam konteks ini,
Al-Abrasyi (1969) menyatakan bahwa pendidikan akhlak adalah jiwa pendidikan
Islam. Puncak akhlak yang mulia merupakan sasaran
murni dari segala pendidikan. Firman Allah yang artinya :
"Sesungguhnya
telah ada pada (diri) Rasullullah itu suri teladan yang baik bagimu, bagi
orang-orang yang mengharapkan (rahmat) Allah dan keselamatan di hari kiamat dan
banyak menyebut Allah". (QS. Al- Azhab: 21)
Sabda Rasulullah s.a.w yang artinya :
"Sesungguhnya
diutuskan aku untuk menyempurnakan akhlak."
Dalam
literarur lain, menurut Darajat bahwa pendidikan Islam berlandaskan pada tiga
hal berikut: Al-Qur’an, Al-Sunnah dan Ijtihad. Al-Nahlawi sependapat bahwa
Al-Qur’an, dan al-Sunnah sebagai asas pokok pendidikan Islam. Karena nyata sekali bahwa di masa rasul dan sahabat,
pendidikan sangat tergantung dengan ajaran Al-Qur’an. Terlebih ketika ‘Aisyah
menegaskan, sesungguhnya akhlak rasul itu adalah Al-Qur’an. Hal ini seperti
penjelasan ayat berikut:
Artinya:
”Dan tiadalah yang diucapkan itu (Al-Qur’an) menurut kemauan hawa
nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)”. (QS.53: 3-4)
Demikian pula, al-Sunnah juga sebagai asas pendidikan Islam, karena ia
menjelaskan Al-Qur’an. Penjelasan ini diantaranya terdapat pada ayat
berikut:
Artinya:
Dan Kami turunkan kepadamu Al-Qur’an, agar
kamu menerangkan pada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan
supaya mereka memikirkan. (QS. 16: 44).
Yaljan dalam nukilan Djumransyah menyatakan bahwa asas pendidikan Islam
terdiri dari Al-Qur’an, dan sunnah yang diperluas dengan ijma’, qiyas,
masalih al-Mursalah, shadh al-Dhari’ah, ‘urf dan istihsan. [7]
Menurut Sa’id Ismail Ali, asas/ dasar
pendidikan Islam terdiri atas enam macam, yaitu Al-Qur’an, Sunnah, Qaul
Al-Shahabat, Masalih Al-Mursalah, Urf dan pemikiran hasil
ijtihad intelektual muslim.[8]
Dalam literatur lain,
dikatakan bahwa dalam pendidikan setidaknya ada enam asas yaitu :
1. Universalitas
pendidikan Islam
Pendidikan Islam bersifat universal
(menyeluruh) dalam pandangan penumpuan, dan tafsirannya terhadap alam semesta.
Ia menekankan pandangan yang universal antara jasmani dan rohani, antara jiwa
dan raga, antara individu dan masyarakat, dan antara dunia dan akhirat.
Pendidikan Islam dengan ciri ini, membuka,
mengembangkan, dan mendidik segala aspek pribadi, kemampuan-kemampuan, dan
potensi-potensi manusia serta mengembangkan segala isi kehidupan dalam
masyarakat dan meningkatkan kondisi budaya, sosial, ekonomi, dan politik, serta
ikut berperan serta dalam menyelesaikan masalah-masalah yang di hadapi
masyarakat saat ini dan mempersiapkan mereka untuk menghadapi tuntutan masa
depan. Dengan demikian pendidikan Islam mencakup pengembanan individual dan sosial
secara menyeluruh.
2. Keseimbangan
Pendidikan Islam mewujudkan keseimbangan antara
aspek-aspek pertumbuhan yang ada dalam individu dan masyarakat, yang artinya
pendidikan Islam juga mewujudkan keseimbangan antara menjaga kebudayaan masa
silam, tuntutan masa kini dan kebutuhan masa silam, tanpa mengutamakan salah
satu di antaranya. Artinya pendidikan Islam tidak hanya mengungkit kejayaan
masa lalu tanpa menghiraukan permasalahan yang meliputi masyarakat muslim
sekarang ini, dan juga tidak hanya memenuhui tuntutan perkembangan sosial dan
budaya masyarakat pada saat ini, tanpa mempertimbangkan akibat-akibat yang
muncul di masa yang akan datang, dan demikin seterusnya.
3. Kejelasan
Pendidikan Islam sebagai mana layaknya ajaran
Islam yang jelas, juga memiliki konsep-konsep yang jelas, baik dari segi
metode, kurikulum, sistem, dan aspek-aspek lain dalam pendidikan. Kejelasan akan berpengaruh pada operasional Pendidikan Islam, sehingga
tujuan Pendidikan Islam dapat tercapai.
4. Keselarasan
Pendidikan Islam tersusun
secara organic antara bagian-bagiannya tidak ada pertentangan di dalamnya.
Sebab dengan berlandaskan pada ajaran Islam, maka Pendidikan Islam harus
berjalan dengan ketetapan-ketetapan Allah. Berbeda dengan sistem pendidikan
lain yang terkadang pencapaian tujuan menjadi prioritas dari tujuan pendidikan
tersebut, tanpa memperdulikan cara pencapaiannya. Dalam Pendidikan Islam,
tujuan harus dicapai dengan cara yang sesuai dengan syariat-syariat Islam.
5. Realisme
dan dapat dilaksanakan
Pendidikan Islam berjalan
dalam bingkai yang jelas dan realistis terhadap kenyataan dalam masyarakat.
Hanya saja, Pendidikan Islam berpijak pada idealisme keislaman yang kadang
disalah pahami oleh pihak pelaksana Pendidikan Islam. Akibatnya idalisme
Pendidikan Islam tersebut dipandang sebagai lembaga yang mengutamakan
nilai-nilai ukhrawi dan tidak peduli dengan kenyataan yang ada. Tegasnya,
Pendidikan Islam adalah pendidikan yang berjalan seiring dengan perkembangan
yang ada dalam masyarakat dan tetap menjaga nilai-nilai keislaman sebagai
landasan berpijaknya.
6. Dinamis
dan reponsif terhadap perubahan
Pendidikan Islam tidak beku dalam
tujuan-tujuan, kurikulum dan metodenya, tetapi ia selalu memperbaharui diri,
dan berkembang. Ia memberi respon terhadap kebutuhan-kebutuhan zaman dan tempat
dan tuntutan-tuntutan perkembangan dan problem sosial yang diakui oleh Islam
dan digalakkannya dalam rangka prinsip-prinsip dan ajaran-ajarannya. Begitu
juga ia memberi respon terhadap kepentingan individu dan masyarakat yang
syariat Islam selalu memeliharanya dan juga selalu memperbaharui diri dan
berkembang.
Maka jelas bahwa Pendidikan Islam tidak menutup
mata terhadap perkembangan yang ada di tengah masyarakat, termasuk perkembangan
sains dan tekhnologi, hanya saja Pendidikan Islam tidak larut dalam
perkembangan yang nyata-nyata yang bertentangan dengan syariat-syariat Islam.[9]
2. Peranan
Yaitu memberikan
kontribusi terhadap upaya pengembangan potensi peserta didik sebagai generasi
agama dan bangsa yang tidak hanya berkembang dalam bidang intelektual semata,
melainkan juga mampu mewujudkan eksistensi dirinya sebagai insan kamil melalui
potensi spiritual dan memiliki keterampilan, sehingga dengan potensi yang
dimilikinya ia dapat mewarnai kehidupan dan masa depannya menuju kebahagiaan
hidup baik di dunia maupun di akhirat.
3. Fungsi
Fungsi tujuan pendidikan
yaitu :
a. Mengakhiri tujuan itu.
b. Mengarahkan tujuan itu.
c. Sebagai titik pangkal untuk mencapai
tujuan-tujuan lain yaitu tujuan-tujuan baru maupun tujuan-tujuan lanjutan dari
tujuan pertama.
d. Memberi nilai (sifat) pada
usaha-usaha itu.[10]
e. Menyediakan kriteria-kriteria untuk
mengevaluasi proses pendidikan.[11]
f. Juga berfungsi menyediakan fasilitas yang dapat
memungkinkan tugas pendidikan berjalan dengan lancar.[12]
C. Karakteristik
Karakteristik Pendidikan
Islam adalah :
1. Robbaniyah,
seluruh aspeknya didasarkan pada nilai robbaniyah dijabarkan dalam Kitabullah
dan Sunnah Rasul-Nya.
2. Syamilah,
pendidikan dibangun dengan memperhatikan segala aspek dalam kehidupan baik
akal, jasad dan ruh, maupun dalam kerangka hubungan individu dengan masyarakat,
alam dan Al Khaliq, tanpa pemisahan.
3. Mutakamilah, pendidikan
tidak terbatas pada tempat tertentu. Berlangsung di sekolah, masjid, rumah, di
jalan, di kebun, medan pertempuran bahkan di pasar.
4. Marhaliyah, seluruh tabiat alam terjadi secara bertahap,
demikian pula perkembangan fisik dan psikis manusia. Karena itu pendidikan
dibangun dengan sifat bertahap dan mengikuti perkembangan kematangan manusia.
5. Muruunah,
dalam aplikasi pendidikan disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang melatar
belakangi dan melingkupi obyek dan subyek pendidikan, justru dalam rangka
optimalisasi hasil.
6. Istimroriyah, proses pendidikan tidak mengenal istilah “Usai”. Setiap individu wajib belajar sepanjang hayat (Long-Life
Education)
7. Tanmawiyah,
memberikan peluang pembaharuan metode dan gaya penyampaian sejalan
dengan penemuan dan perkembangan ilmu, selama berjalan pada prinsip-prinsip
dasar Islam.
8. Fardhiyah, Islam mewajibkan setiap individu untuk
menuntut ilmu. Implikasinya, berarti melibatkan semua pihak untuk
mempersiapkan segala perangkat, sarana dan perlengkapan pendidikan
sebaik-baiknya.
9. Tathbiqiyah,
pendidikan bersifat praktis, artinya setiap ilmu yang diperoleh harus
berorientasi pada produktivitas.
10. Hurriyah,
pendidikan didasarkan pada kebebasan. Islam tidak memaksakan harus belajar apa
dan bagaimana, setiap individu bebas mereguk ilmu apa saja dan sebatas mana
saja.
11. Infitah,
pendidikan berdasar prinsip keterbukaan. Setiap muslim menyerap ilmu dari mana
saja, serta pula mampu memanfaatkan turots (warisan peradaban
manusia terdahulu yang bermanfaat)
12. Maslahah,
pendidikan dibangun untuk memberikan kemaslahatan ummah, nantinya memberikan
kontribusi dalam pendidikan kesejahteraan, kemakmuran dan peradaban ummah. Oleh
karena itu, pendidikan Islam berorientasi pada nilai manfaat dan mashlahat bagi
ummat.[13]
D. Macam-macam
Macam-macam tujuan
pendidikan menurut Islam yaitu :
1. Tujuan umum : ialah tujuan yang akan dicapai dengan
semua kegiatan pendidikan, baik dengan pengajaran atau dengan cara yang
lainnya. Tujuan umum lebih bersifat empirik dan realistik. Tujuan umum
berfungsi sebagai arah yang taraf pencapaiannya dapat diukur karena menyangkut
perubahan sikap, perilaku dan kepribadian peserta didik. An Nahlawy menunjukkan
empat tujuan umum dalam pendidikan Islam yaitu :
a. Pendidikan
akal dan persiapan pikiran.
b. Menumbuhkan
potensi-potensi dan bakat-bakat asal pada anak-anak.
c. Menaruh
perhatian pada kekuatan dan potensi generasi muda dan mendidik mereka
sebaik-baiknya, baik laki-laki maupun perempuan.
d. Berusaha untuk menyumbangkan segala potensi-potensi dan bakat-bakat
manusia.
2. Tujuan akhir/ Tertinggi : yaitu
terwujudnya ”insan kamil” (manusia paripurna).
Menurut Al Abrasyi,
merinci tujuan akhir pendidikan islam menjadi :
a. Pembinaan
akhlak.
b. Menyiapkan
anak didik untuk hidup di dunia dan akhirat.
c. Penguasaan
ilmu.
d. Keterampilan
bekerja dalam masyarakat.
Menurut Asma Hasan Fahmi,
tujuan akhir pendidikan islam dapat diperinci menjadi:
a. Tujuan
keagamaan.
b. Tujuan
pengembangan akal dan akhlak.
c. Tujuan
pengajaran kebudayaan.
d. Tujuan
pembicaraan kepribadian.
Menurut Munir Mursi,
tujuan pendidikan islam menjadi :
a. Bahagia
di dunia dan akhirat.
b. Menghambakan
diri kepada Allah.
c. Memperkuat
ikatan keislaman dan melayani kepentingan masyarakat islam.
d. Akhlak
mulia.
Bila tujuan pendidikan
seperti apa yang disampaikan oleh Asma Hasan al Fahmi dan Munir Mursi, maka
tujuan pendidikan adalah pengembangan akal dan akhlak yang dalam akhirnya
dipakai untuk menghambakan diri kepada Allah SWT. Manusia mempunyai aspek
rohani seperti yang dijelaskan dalam surat al Hijr ayat 29 : “Maka Aku telah
menyempurnakan kejadiannya dan meniupkan ke dalamnya roh-Ku, maka sujudlah
kalian kepada-Nya”. Dan tujuan akhir pendidikan Islam itu dapat
dipahami dari firman Allah SWT yang artinya :
”Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu
kepada Allah dengan sebenar-benarnya takwa dan janganlah kamu mati kecuali
dalam keadaan muslim berserah diri kepada Allah.” (Q.S. Ali Imran: 102).
Jadi insan kamil yang mati dalam keadaan berserah diri kepada Allah
inilah merupakan tujuan akhir dari pendidikan Islam.
3. Tujuan Sementara yaitu tujuan yang akan dicapai
setelah anak didik diberi sejumlah pengalaman tertentu yang direncanakan dalam
suatu kurikulum pendidikan formal. Atau tujuan sementara adalah sasaran
sementara yang harus dicapai oleh umat Islam yang melaksanakan pendidikan
Islam. Maksudnya yaitu tercapainya berbagai kemampuan seperti kecakapan
jasmaniah, pengetahuan membaca, menulis, pengetahuan ilmu-ilmu kemasyarakatan,
kesusilaan, keagamaan, kedewasaan jasmani-rohani dan sebagainya.
4. Tujuan Operasional yaitu tujuan
praktis yang dicapai melalui kegiatan pendidikan tertentu.
Sedangkan di dalam Tujuan Pendidikan Islam, Marimba mengemukakan dua
macam tujuan, yaitu :
1. Tujuan sementara yaitu sasaran sementara yang harus
dicapai oleh umat Islam yang melaksanakan pendidikan Islam. Maksudnya yaitu
tercapainya berbagai kemampuan seperti kecakapan jasmaniah, pengetahuan
membaca, menulis, pengetahuan ilmu-ilmu kemasyarakatan, kesusilaan, keagamaan,
kedewasaan jasmani-rohani dan sebagainya.[19]
2. Tujuan akhir yaitu terwujudnya kepribadian muslim
yang terdiri dari aspek-aspek kejasmaniahan, aspek-aspek kejiwaan dan
aspek-aspek kerohaniahan yang luhur. Tujuan akhir pendidikan Islam adalah
terciptanya insan kamil .Menurut Muhaimin bahwa insan kamil adalah manusia yang
mempunyai wajah Qurani, tercapainya insan yang memiliki dimensi religious
,budaya dan ilmiah.
Sedangkan Abdul Fatah
Jalal mengelompokkan tujuan pendidikan Islam menjadi :
1. Tujuan umum yaitu menjadikan manusia sebagai abdi
atau hamba Allah SWT., yang senantiasa mengagungkan dan membesarkan asma Allah
SWT dengan meneladani Rasulullah SAW, menjunjung tinggi ilmu pengetahuan, suka
mempelajari segala yang bermanfaat baginya dalam merealisasikan tujuan yang
telah digariskan oleh Allah SWT. Seperti tercermin Dalam Q.S Al-Muddasir:
1-3, Al-”alaq: 1-5, Az-Zariyat: 56-58, al-Baqarah: 21, Al-Anbiya’: 25, An-Nahl:
36. Menurut Abdul Fatah Jalal, tujuan umum pendidikan Islam ialah terwujudnya
manusia sebagai hamba Allah. Jadi menurut Islam, pendidikan haruslah menjadikan
seluruh manusia yang menghambakan kepada Allah. Yang dimaksud menghambakan diri
ialah beribadah kepada Allah. Islam menghendaki agar manusia dididik supaya ia
mampu merealisasikan tujuan hidupnya sebagaimana yang telah digariskan oleh
Allah. Tujuan hidup manusia itu menurut Allah ialah beribadah kepada Allah.
Seperti dalam surat al Dzariyat ayat 56 : “Dan Aku menciptakan Jin dan
Manusia kecuali supaya mereka beribadah kepada-Ku”
2. Tujuan khusus. Yaitu perincian dari tujuan umum.
Atau pengkhususan atau operasional tujuan tertinggi/ terakhir dan tujuan umum
pendidikan Islam. Tujuan khusus bersifat relatif sehingga dimungkinkan untuk
diadakan perubahan dimana perlu sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan, selama
tetap berpijak pada kerangka tujuan tertinggi/ terakhir dan umum itu.[20]
Tujuan khusus antara lain :
a. Mendidik
individu yang saleh dengan memperhatikan perkembangan rohaniah, emosional,
sosial, intelektual dan fisik
b. Mendidik
anggota kelompok sosial yang saleh, baik dalam keluarga maupun masyarakat
muslim.
c. Mendidik manusia yang saleh bagi masyarakat insani yang besar. Ketiga hal
tersebut menjadi salah satu tujuan khusus yang hendak dicapai dalam tujuan
pendidikan Islam.
E. Permasalahan
1. Jika
terdapat kasus seseorang yang melanjutkan pendidikan dengan tujuan ekonomis dan
dianggap sebagai sebuah investasi yaitu diantaranya untuk
memperoleh sebuah gelar tanpa menghiraukan segi mutu pribadinya/
sumberdaya manusianya. Gelar dianggap
sebagai tujuan utama, ingin segera dan secepatnya diraih supaya modal yang
selama ini dikeluarkan akan menuai keuntungan. Tujuan pendidikan seperti ini
sekalipun akan memproduksi anak didik yang memiliki status pendidikan yang
tinggi, namun status tersebut tidak akan menjadikan mereka sebagai
individu-individu yang beradab.
2. Banyaknya dari kalangan
muslim memiliki pendidikan yang tinggi, namun dalam kehidupan nyata, mereka
belum menjadi muslim-muslim yang baik dan berbahagia. Masih ada
kesenjangan antara tingginya gelar pendidikan yang diraih dengan rendahnya
moral serta akhlak kehidupannya serta kurangnya kepekaan dan partisipasi dalam
kiprahnya di masyarakat. Sehingga tujuan pendidikan Islam terhadap
dirinya tidak menimbulkan bekas/ kesan yang berarti dan dapat dinikmati.
3. Para orang-orang yang
dianggap sebagai teroris baik yang sudah di tangkap dan dihukum maupun yang
belum, kebanyakan orang-orang Islam yang kelihatannya dilihat dari segi
ibadahnya merupakan orang yang taat beribadah, tetapi dilihat dari segi cara
pandangnya dan kegiatannya berbeda dengan kebanyakan muslim dan dianggap
meresahkan. Ini terjadi disebabkan visi dan misi pendidikan yang diperolehnya
berbeda dan radikal yang dianggap tidak sesuai dengan tujuan pendidikan
Islam.
4. Ada segelintir politikus/
pengusaha/ konglomerat/ Guru yang mengaku beragama Islam dan menyandang gelar
yang tinggi sebagai intelektual, tapi dalam kenyataannya mereka terlibat dalam
beberapa kasus seperti tindak pidana korupsi, pelecehan seksual, penyalahgunaan
wewenang, kekerasan dalam rumah tangga dan lain-lain yang tidak sesuai dengan
tujuan pendidikan Islam.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari
pembahasan hakekat tujuan Pendidikan Islam, dapat kami simpulkan sebagai
berikut :
1. Pengertian tujuan Pendidikan Islam secara Terminologis adalah sasaran yang akan dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang
yang melaksanakan pendidikan Islam. Secara Epistemologis, sebenarnya
pendidikan Islam telah memiki visi dan misi yang ideal, yaitu “Rohmatan Lil
‘Alamin”. Dan tujuan pendidikan tidak terlepas dari tujuan hidup manusia, biarpun
dipengaruhi oleh berbagai budaya, pandangan hidup, atau keinginan-keinginan
lainnya. Secara Ontologis : tujuan umum pendidikan
Islam ialah terwujudnya manusia sebagai hamba Allah. Atau pada hakekatnya tujuan pendidikan Islam
adalah untuk membentuk manusia beraqidah (Tarbiyah ‘Aqidiyah),membentuk manusia beraklak mulia (Tarbiyah Khuluqiyah), membentuk
manusia berfikir (Tarbiyah Fikriyah), membentuk manusia sehat dan kuat (Tarbiyah
Jismiyah), membentuk manusia kreatif, inisiatif, antisipatif, dan responsive
(Tarbiyah Amaliyah).
2. Asas tujuan
Pendidikan Islam adalah Al-Qur’an, sunnah, Qaul
Al-Shahabat, ijma’, qiyas, masalih al-Mursalah, shadh al-Dhari’ah,
‘urf dan istihsan. pemikiran hasil ijtihad intelektual muslim Dan juga akidah, ibadat dan akhlak. Dan juga
Universalitas pendidikan Islam, Keseimbangan, Kejelasan, Keselarasan, Realisme
dan dapat dilaksanakan, Dinamis dan reponsif terhadap perubahan. Peranannya
yaitu memberikan kontribusi terhadap upaya pengembangan potensi peserta
didik sebagai generasi agama dan bangsa yang tidak hanya berkembang dalam
bidang intelektual semata, melainkan juga mampu mewujudkan eksistensi dirinya
sebagai insan kamil melalui potensi spiritual dan memiliki keterampilan,
sehingga dengan potensi yang dimilikinya ia dapat mewarnai kehidupan dan masa
depannya menuju kebahagiaan hidup baik di dunia maupun di akhirat. Fungsi tujuan
pendidikan yaitu : mengakhiri tujuan, mengarahkan tujuan, sebagai titik pangkal
untuk mencapai tujuan-tujuan lain yaitu tujuan-tujuan baru maupun tujuan-tujuan
lanjutan dari tujuan pertama, memberi nilai (sifat) pada usaha-usaha,
menyediakan kriteria-kriteria untuk mengevaluasi proses pendidikan, menyediakan
fasilitas yang dapat memungkinkan tugas pendidikan berjalan dengan lancar.
3. Karakteristik
pendidikan Islam adalah
Robbaniyah, Syamilah, Mutakamilah, Marhaliyah, Muruunah,
Istimroriyah, Tanmawiyah, Fardhiyah, Tathbiqiyah, Hurriyah,Infitah, Maslahah,
4. Macam-macam tujuan
pendidikan menurut Islam yaitu : Tujuan umum, Tujuan akhir/
Tertinggi, Tujuan Sementara, Tujuan Operasional, Tujuan khusus
5. Contoh
Permasalahan yaitu kasus seseorang yang melanjutkan pendidikan dengan
tujuan ekonomis dan dianggap sebagai sebuah investasi yaitu
diantaranya untuk memperoleh sebuah gelar tanpa
menghiraukan segi mutu pribadinya/ sumberdaya manusianya, Banyaknya dari
kalangan muslim memiliki pendidikan yang tinggi, namun dalam kehidupan
nyata, mereka belum menjadi muslim-muslim yang baik dan berbahagia. Masih
ada kesenjangan antara tingginya gelar pendidikan yang diraih dengan rendahnya
moral serta akhlak kehidupannya serta kurangnya kepekaan dan partisipasi dalam
kiprahnya di masyarakat. Para orang-orang yang dianggap sebagai
teroris yang melaksanakan ajaran Islam, segelintir politikus/ pengusaha/
konglomerat/ Guru yang beragama Islam yang bermasalah melakukan tindak pidana
korupsi, pelecehan seksual, penyalahgunaan wewenang, kekerasan dalam rumah
tangga dan lain-lain yang tidak sesuai ajaran Islam.
B. Saran
Untuk memenuhi fungsi-fungsi
tujuan, maka hendaklah tujuan pendidikan dirumuskan atas dasar
nilai-nilai ideal yang diyakini, yang kelak akan dapat mengangkat harkat dan
martabat manusia, yaitu nilai ideal yang menjadi kerangka pikir dan bertindak
bagi seseorang untuk menuju cita-cita yang terarah.
DAFTAR PUSTAKA
Al Rasyidin dan Nizar,
Samsul. Filsafat Pendidikan Islam, Pendekatan Historis, Teoritis Dan
Praktis, cet. Ke-2. Ciputat: PT.
Ciputat Press,
2005.
Ihsan, Hamdani dan
Ihsan, Fuad. Filsafat Pendidikan Islam, cetakan III. Bandung:
CV.Pustaka Setia, 2007.
Indar, Djumbransyah. Filsafat
Pendidikan Islam. Surabaya: Usaha Nasional, 1992.
Ramayulis. Ilmu Pendidikan Islam, cet.
Ke-5. Jakarta: Kalam Mulia, 2006.
[1] Ramayulis, Ilmu
Pendidikan Islam, cet. Ke-5 (Jakarta: Kalam Mulia, 2006),
133.
[2] Hamdani Ihsan dan Fuad Ihsan, Filsafat
Pendidikan Islam, cetakan III (Bandung: CV.Pustaka Setia, 2007), 68.
[7] Djumbransyah Indar, Filsafat
Pendidikan Islam (Surabaya: Usaha Nasional, 1992), 40.
[8] Al Rasyidin dan Samsul
Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, Pendekatan Historis, Teoritis Dan
Praktis, cet. Ke-2 (Ciputat: PT. Ciputat Press, 2005), 35.
[10] Hamdani Ihsan dan Fuad
Ihsan, Filsafat..., 61.
[12] Al Rasyidin dan
Samsul Nizar, Filsafat..., 32.
[14] Ramayulis, Ilmu..., 138.
[15] Ramayulis, Ilmu..., 134.
[16] Hamdani Ihsan dan Fuad
Ihsan, Filsafat...., 64.
[20] Ramayulis, Ilmu..., 140.